BNI Hapus Utang Kartu Kredit Rp 400 Miliar

BNI Hapus Utang Kartu Kredit Rp 400 Miliar BNI Hapus Utang Kartu Kredit Rp 400 Miliar

Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.

JAKARTA. Bank BNI terus berusaha mempercantik laporan keuangannya. Salah sendiri dengan penghapusbukuan atawa write off mengangsur macet di kartu mengangsur. Tak tanggung-tanggung, BNI melakukan write off seluruh tagihan macet kartu mengangsurnya, mulai tahun 1997 sampai tahun lalu. Nilainya mencapai Rp 400 miliar.

Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo menjelaskan, anggaran write off bersumber mengenai pencadangan atau provisi yang sudah disiapkan. "Provisi ini lengangbil mengenai laba cerah," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (28/2). Sekadar informasi, nilai provisi BNI per Desember 2009 mencapai Rp 3,26 triliun.

Kebijakan write off hadapan kartu cicilan ini, bagi Gatot, menjadi bagian kebijakan write off demi total cicilan bermakhilaf yang terjadi hadapan bank berlogo angka 46 ini.

Di 2009 lintas, BNI telah menghapus buku kredit Rp 3,3 triliun atas anggaran kembali Rp 893 miliar. Nilai write off turun ketimbang tahun 2008 yang mencapai Rp 4,2 triliun. Tapi, anggaran kembali meningkat daripada Rp 750 miliar.

General Manajer Kartu Kredit BNI Dodit W. Probojakti mengungkapkan, nilai Rp 400 miliar merupakan penghapusbukuan tagihan kartu kredit sejak BNI mengacu bisnis ini, sekalipun dalam 1997.

Kenapa tagihan dari belasan tahun lalu bisa masuk? Rupanya sejak November 2009, BNI menerapkan kebijakan write off otomatis akan tagihan nan pembayarannya sudah telat 180 hari dari jatuh tempo. "Yang belum dihapus buku sejak 1997 itu masuk write off sekarang," kata Dodit.

BNI menargetkan, tingkat pengembalian dana 15%-25%. Penagihan berdasarkan tetap dilakukan, sungguhpun nasabah terkena write off. Per Desember 2009, non performing loan (NPL) kartu kredit BNI 3% lagi kredit loss segede 9%. Sementara rata-rata kredit loss demi industri kartu kredit 8%-12%.

Kebijakan write off di bank pelat merah lainnya, merupakan BRI bertidak kembar demi BNI. Menurut General Menager Kartu Kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Helmi, kebijakan write off di setiap bank BUMN memang tak semotif. "Soalnya Bank Indonesia (BI) namun mengatur kolektibilitas kredit," ujarnya.

Menurut Helmi, write off kartu kredit akan mempengaruhi kinerja, karena bank kudu menaikkan pencadangan dan mempengaruhi biaya. BRI tak memakai sistem write off, tapi mengelompokkan kartu kredit berdasar kolektibilitasnya.

Cek Berita maka Artikel yang lain di Google News